Selasa, 12 November 2013

http://www.youtube.com/v/61r4QJKrii0?version=3&autohide=1&feature=share&showinfo=1&autohide=1&attribution_tag=qSL31uL5PiGdULhIHxGeyg&autoplay=1

Sabtu, 09 November 2013

Pemimipin Muda Harus Solutif !

JAKARTA -  Setiap negara pasti memiliki masalah sendiri-sendiri. Tapi, ada lima isu besar yang menjadi masalah di semua negara yaitu kemiskinan, kriminalitas, korupsi, SARA, dan terorisme. Ternyata kelima masalah itu pun sukar diatasi oleh para pemimpin dunia, sekalipun oleh negara-negara maju.

Menurut President Director/CEO PT. CMG Global Dr. Muhammad Asmi, dalam Konferensi Pers acara I Am President baru-baru ini, untuk menangani masalah tersebut, pemimpin harus mengamati perubahan dan memiliki kepekaan. Sebuah negara juga membutuhkan para pemimpin yang mau mendengar dan mengambil tindakan dalam menangani masalah warganya.

Karakteristik inilah yang harus dimiliki anak muda Indonesia untuk menjadi pemimpin berkualitas di masa depan. "Pemimpin muda masa depan harus dinamis dan berkualitas sebagai persiapan menghadapi perubahan iklim dunia yang tidak menentu dengan tekanan ekonomi, persaingan sains dan teknologi global," kata Asmi.

Asmi pun mengumpulkan pemuda berusia 17-40 tahun dari seluruh Indonesia untuk dididik menjadi pemimpin muda. Dalam Akademi I Am President, pemuda Indonesia akan berkompetisi dalam keahlian berpidato dan berdebat.

"Bukan sembarang pidato dan debat, tetapi yang membawa visi misi, master plan dan strategi seorang pemimpin untuk perubahan Indonesia agar menjadi negara maju dan makmur serta dapat menjadi salah satu negara yang menjadi kuasa ekonomi dunia," imbuhnya. 

Sebagai sebuah kompetisi, peserta program ini akan memperebutkan hadiah senilai Rp1,7 miliar. Juara 1 akan meraih hadiah uang tunai senilai Rp1 miliar, Juara 2 senilai Rp500 juta dan Juara 3 senilai Rp200 juta.

"Kami ingin mencari bakat-bakat pemimpin muda dinamis, berkualitas untuk visi 2030 negara Republik Indonesia," tutur Asmi.

Ditunggu Pemuda Berkarakter

Padang Ekspres • Sabtu, 09/11/2013 11:33 WIB • 130 klik
Dibutuhkan pemimpin muda yang memimpin lewat kecerdasan hati dan kecerdasan otak. Memimpin bukan demi kekayaan, tak mau kaya lewat jalan pintas. Pemimpin muda yang mampu menahan diri sejenak dari ketamakan seperti perilaku korupsi. Kepemimpinan yang lemah karakter akan menghadirkan problem kebang­saan yang kusut dan rumit. Maka kehadiran kepemimpinan yang kuat dan berka­rakter tak bisa ditawa-tawar lagi.

Sudah lama kita menunggu pe­mimpin muda berkarakter kuat seperti Mohammad Hatta. Menderita menjadi jalan hidupnya karena tak mau meng­khianati rakyat, menahan diri  sejenak dari menguak pragmatisme politik. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Rotterdam Belanda Hatta, memperoleh banyak tawaran yang menggiurkan, mulai dari rumah, mobil dan kekuasaan dari VOC Belanda pada saat itu, namun semua  ditolak Hatta, menderita dan berjuang bersama rakyat menjadi pilihan hidupnya dari­pada mengkhianati rakyat, pemimpin berkarakter harus belajar dari Hatta, mampu menahan diri sejenak.

Dipundak pemimpin muda ber­karakter, disitulah masa depan negeri kita. Pemimpin yang harta dan peng­hasilan pribadi, mereka publikasi tanpa ditutup-tutupi, dengan jurus trans­paransi, mereka hadang gerak gerik para pencuri. Kita rindu pemimpin muda berkarakter yang penuh taula­dan. Kita sedang defisit pemimpin muda yang konsisten dengan nilai kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan yang benar sebagai benar dan yang batil itu adalah batil, serta penuh rasa tanggung jawab, semua ini meski menjadi ciri politik.

Pemimpin  muda yang negarawan menyebarkan dan berusaha me­main­kan peran politik yang bermoral dan beretika dengan mengkolaborasikan nilai dan aktifitas yang bernuansa politik dengan keagamaan yang luhur yang dikenal dengan pemahaman keagamaan mengenai tauhid, luhur itu merupakan formula mengenai etika keagamaan yang ditempatkan sebagai basis politik ins­titusi, sistem maupun perilaku.

Pemimpin mentalitas rendah diri dan lemah karakter biasanya lebih sibuk dengan politik pencitraan namun miskin sekali dengan politik pelayanan. Pemimpin yang memiliki mentalitas rendah diri seperti ini masih sibuk dengan urusannya sendiri, sementara tingkat pembelaannya terhadap rak­yat masih jauh dan rendah, pada akhirnya muncullah politikus-politikus murahan penggasak uang negara.

Pemimpin yang mudah berputus asa dan tidak yakin,  pada akhirnya memiliki sumber energi yang  terbatas, berbeda dengan pemimpin muda yang berkarakter memiliki jiwa petarung dan memiliki jiwa pemimpin bangsa, melawan kemungkaran dan kezaliman. Pemuda berkarakter harus memiliki keberanian, semangat profetik yang tidak gampang marah dan tidak sedih ketika ia tidak diterima pendapatnya dan tetap ikhlas ketika  sudah berbuat namun kurang mendapat “reward”  perhatian.

Pemimpin muda berkarakter harus idealis, tetap konsisten dengan apa yang mereka perjuangkan, tidak tergo­da oleh kenikmatan sesaat. Masih ingat ketika dalam perang Uhud,  para sahabat memperebutkan harta rampa­san perang, dan meninggalkan tempat memanah, sehingga membuat tempat pertahanan kocar-kacir, ternyata ini semua karena pasukan memanah belum mampu menahan diri. Pemim­pin yang berkarakter memperjuangkan nilai kesucian dan melawan segala kemung­karan yang ada di depan m­a­tan­ya.

Pemuda Berkharakter Harapan Bangsa

Tawuran antar-pelajar alias baku hantam sampai ada yang terluka dan tewas, yang akhir-akhir ini banyak terjadi telah mencoreng nama pemuda. Mereka yang kita harapkan kelak untuk mewarisi bangsa ini telah berbuat aib di tengah masyarakat. Mereka saling mengejek, memaki, memukul dan melukai, bahkan membunuh. Perta­nya­annya  retorisnya, masa depan apa yang akan diwariskan oleh generasi pemuda seperti ini?

Generasi muda memiliki posisi penting dan strategis karena baik buruknya suatu bangsa tergantung pada generasi mudanya. Suatu negara akan menjadi baik jika generasi muda­nya memiliki karakter yang kokoh, memiliki semangat nasionalisme, memiliki dan menguasai pengetahuan dan teknologi dan berfikir positif untuk berkreasi yang akan melahirkan karya-karya monumental, bukan menjadi pemuda yang kerjanya tawuran yang miskin prestasi.

Pemuda harapan bangsa, kami merindukan pemuda masa kini yang memiliki kualitas kepemudaan seperti mereka, dulu. Masih adakah pemuda seperti itu di zaman sekarang? Mudah-mudahan masih ada, walaupun za­mannya sudah berubah. Jika dahulu mereka menentang penjajah dengan ideologi dan senjata. Sekarang, pemuda menentang ketidak-adilan, korupsi, dan kerusakan akhlak, dengan penge­tahuan dan ilmu yang baik dan benar.

Di tengah kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda sangat diharapkan. Dengan organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi saat ini justru banyak generasi muda yang mengalami disorientasi, dislokasi dan terlibat pada kepentingan politik praktis. Biarlah generasi yang sekarang sibuk dengan masalah-masalah yang sekarang. Mari kita generasi muda semua berpikir lebih jauh ke depan, bekerja untuk masa depan yang jauh lebih gemilang.

Pemimpin Muda

Ambisi atau kapabilitas?
Pemimpin muda. Kata yang terdengar sangat hebat dan berpengaruh. Menjadi pemimpin di usia muda adalah sesuatu yang pastinya membanggakan. Ditangannya lah nasib apa yang dipimpinnya, tanggungjawabnya begitu besar disaat usianya masih tergolong sebagai pemuda. Masa muda yang di cap sebagai masa untuk bersenang-senang kini tak bisa dibuktikan. Sebenarnya, jika konteksnya adalah menjadi seorang pemimpin. Muda dan tua sama saja. Sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Posisi pemimpin itu tetap banyak yang memperebutkannya. Padahal pada kenyataannya pahitnya lebih banyak dibandingkan rasa manis yang dirasakan.

Setiap pemimpin memang mempunyai kekuasaan, tapi bukan untuk menadi penguasa. Pemimpin adalah pemegang tanggung jawab untuk membawa orang-orang yang dipimpinnya mencapai tujuan bersama, bukan sibuk mewujudkan keinginan sendiri bersama-sama. Pemimpin adalah pelayan, bukan yang dilayani. Tapi, ketika semua keadaan berbalik, siapa yang disalahkan?

Sepertinya banyak kesalahpahaman yang terjadi. Ketika posisi seorang pemimpin diibaratkan sebagai subjek tunggal yang memiliki kekuasaan penuh, yang akan diperlakukan secara ekslusif bila dibandingkan orang lain. Banyak tawaran menggiurkan ketika mendudukinya, namun saya lebih senang menyebutnya sebagai episode akhir dari sebuah kepemimpinan jika ia terlena karenanya.

Salah jika pemimpin tidak merasakan kesengsaraan orang-orang yang ia bawahi. Salah jika kini posisi pemimpin disamakan dengan penguasa. Ketika dalam hati ini timbul keinginan untuk memimpin, sudah siapkah kita menanggung resikonya? Karena pada saatnya memimpin nanti, seorang pemimpin akan mengerjakan pekerjaan tersulit yang tidak bisa diselesaikan oleh bawahannya. Yang menanggung bayak cercaan dan keluhan ketika kinerjanya dipertanyakan. Yang tak bisa berbuat semaunya karena dirinya adalah teladan yang semua tindak-tanduknya diperhatikan.

Pemimpin harus melepaskan jaket keegoannya sebagai seorang individu karena permasahan bersama yang jadi prioritas. Yang tidur malamnya sedikit seiring banyaknya amanah yang ia emban. Bahkan bisa jadi tidak bisa tidur karena ia sangat terpikirkan oleh masalah atau musuh yang tengah dihadapi. Yang seharusnya paling semangat dan enerjik dikala orang lain sedang santai dan bermalas-malasan. Yang tak pernah lelah untuk belajar dan menerima kebenaran dari siapapun sekalipun dari anak kecil. Yang gelisah karena ketakutannya kalau-kalau ia menzhalimi ‘rakyat’ yang dipimpinnya tanpa sadar.

Mana bisa hidup tenang sebagai pemimpin jika ia tidak tau hakikat kepemimpinan itu sendiri, awam mengenai substansi kepemimpinan yang pada prakteknya butuh banyak pengorbanan. Terlebih jika tidak tau bagaimana memimpin sesuatu dengan cara yang benar. Adakah kita lihat sifat-sifat tersebut di wajah-wajah pemimpin saat ini?

Karena pemimpin akan dimintai pertagungjawabannya akan apa yag ia pimpin, hisab manusia mungkin hanya cercaan dan kritik pedas. Namun bagaimana hisab di hadapan tuhan nantinya? Mungkin sudah banyak yang lupa. Itulah sedikit paparan yang bisa saya berikan mengenai amanah dari sebuah kepemimpinan. Pun sudah selayaknya menjadi pertimbangan untuk maju sebagai seorang pemimpin. Bukan menyurutkan rasa kepercayaan diri setiap calon pemimpin. Termasuk diri saya sendiri. Namun, hendaknya kita dapat mendeteksi sedini mungkin apabila tindakan kita didasari oleh niat yang salah. Ambisi melahirkan penguasa, sedangkan kapabilitas melahirkan pemimpin yang tangguh. Pemimpin yang hebat ialah orang yang bukan berkata “Biarkan saya yang memimpin”. Melainkan orang yang diharap-harapkan kepemimpinannya oleh orang lain karena kecakapannya dan karena tingkah lakunya sehingga ia yang dianggap paling layak. Walaupun dia sebetulnya enggan karena tau resikonya. Namun amanah tak dapat ditolak.

Pemimpin muda, yang mempunyai ketulusan dalam niat dan ahlak yang baik pastinya akan membawa perubahan besar tanpa menunggu waktu lama. Pemimpin muda, terutama yang memiliki rasa nasionalisme berlebih, layaknya asset, untaian mutiara berharga bagi peradaban bangsa selanjutnya. Cepat atau lambat, setelah ‘masa perbekalan’ ini cukup, kader-kader UI SDP pasti akan membuktikannya.

Insyaallah.

Manusia Pengendali Organisasi

Organiasi merupakan persekutuan manusia yang terdiri atas minimal dua kelompok yang saling keterkaitan menuju kepada keberhasilan. Pertama kelompok pimpinan yaitu sekelompok manusia dalam organisasi yang memiliki atau diberikan kewenangan atau kepercayaandan tanggungjawab untuk mengendalikan atau mengarahkan kegiatan operasional . Kedua kelompok bawahan yang diberikan kepercayaaan atau tanggungjawabuntuk melaksanakan sesuatu kegiatan operasional dalam rangka pencapaian sasaran atau tujuan organisasi. Tujuan dan sasaran dalam suatu organisasi pada hakekatnya dapat dibedakan tapi tidak dapat dipisahkan karena tujuan adalah pernyataan abstrak sedangkan sasaran adalah pernyataan konkrit.
Pengendalian dalam pelaksanaan aktivitas yang terdapat dalam suatu organisasi tidak dapat dianggap sebagai sekedar reproduksi dari konfigurasi-konfigurasiantara kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) dengan kelemahan (weakness) dan ancaman (Threats)dalam kondisi organisasi itu sendiri, tetapi sebaiknya harus dilihat dari seluruh aspek yang dapat mempengaruhi kelancaran atau ketidak lancaran pengendalian kegiatan suatu organsasi.
Refleksi manusia dalam organisasi terhadap pelaksanaan suatu kegiatan memberikan gambaran bahwa bentuk apapun suatu organisasi didalamnya pasti terdapat satuan-satuan kerja. Keefektifan satuan-satuan kerja itu bagi pengendali dituntut untuk menciptakan kondisi kolaborasi antara seluruh satuan-satuan organisasi terutama :
1.    Satuan Pimpinan, satuan kerja pimpinan merupakan kelompok pemegang wewenang dan tanggung jawab untuk mengendalikan atau memimpin jalannya suatu suatu kegiatan organisasi. Berdasarkan kebijakan yang ditetapkan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.Satuan kerja pimpinan dalam suatu organisasi bertingkat-tingkat kewenangan dan tanggungjawab yang dimilikinya, semakin tinggi tingkat kedudukan kepemimpinan seseorang dalam organisasi semakin dibutuhkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritualnya, demikian pula sebaliknya semakin rendah kedudukan kepemimpinan seseorang dalam organisasi semakin dibutuhkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

2.    Satuan Haluan, satuan kerja haluan dalam suatu organisasi adalah kelompok manusia yang menangani berbagai kegiatan, terutama yang berkaitan dengan penetapan norma-norma atau nilai-nilai, peraturan-peraturan maupun kebijakan-kebijakan sebagai aspirasi seluruh anggota organisasi kemudian menjadi dasar pelaksanaan kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi.

3.    Satuan Operasi,satuan kerja operasional dalam setiap organisasi ini harus berjalan sepanjang organisasi yang bersangkutan masih beroperasi. Kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan organisasi sangatlah ditentukan oleh satuan kerja operasional. Kegiatan operasional setiap organisasi meliputi kegiatan langsung mengerjakan kegiatan pokok dan kegiatan penunjang untuk memperlancar kegiatan pokok tersebut.Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dalam organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan satuan operasional.

4.    Satuan Komersial, satuan komersial merupakan kelompok manusia dalam organisasi yang mempunyai tugas untuk memasarkan atau mensosialisasikan baik itu sebagai produk ataupun sebagai bentuk kebijakan kepada mayarakat.  Satuan komersial ini dalam organisasi berperanan menentukan eksistensinya kehidupan organisasi.

5.    Satuan Penataan Satuan kerja penataan dalam suatu organsasi berada pada unsur staf yang bertugas dengan melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan penataan sehingga memperlancar pelaksanaan tugas pokok organisasi. Kegiatan penataan organisasi baik yang berorientasi wajah atau bentuk maupun berorientas kepada isinya.

6.    Satuan control, satuan kerja ini berfungsi untuk menciptakan efisiensi, efektifitas, kejujuran terhadap pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi. Tujuan pengawasan dalam organisasi disamping berusaha menciptakan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan tetapi juga beruaha menciptakan kejujuranbagi pelaksana kegiatan.Fenomena yang paling banyak didengar dalam suatu dinamisasi  organisasi adalah atur bagaimana baiknya, bukan atur bagaimana benarnya karena ternyata fenomena yang terjadidianggap perbuatannya itu baik tetapi ternyata tidak benar.

7.    Satuan konsultasi, Satuan kerja ini dalam suatu organisasi  melakukan berbagai aktivitas untuk memberikan bantuan keahlian, keterampilan dan pengalaman dengan berbentuk pertimbangan-pertimbangan, pemecahan masalah, nasehat mauoun saran-saran kepada satuan organisasi baik bersifat individu maupun berkelompok.
Mpertimbangkan secara matang nga
Penambahan maupun pengurangan satuan kerja suatu organisasi seharusnya sesuai pertimbangan pengendali organisasi tentunya melalui pengamatan secara seksama dengan pertimbangan yang rasional yang paling menguntungkan. Penambahan ataupun pengurangan satuan kerja pada setiap unit organisasi sebaiknya berdasarkan dengan pertimbanganvolume kerja yang ada dan harus diusahakan menghindari atas pertimbangan berdasarkan keinginan dan bukan karena kebutuhan organisasi . Oleh sebab itu pengendali organisasi harus mampu mempertimbangkan secara matang dengan didukung oleh fakta dan data yang akurat agar penambahan atau pengurangan satuan kerja organisasi tersebut secara efektif.
Pelaksanaan pengendalian kegiatan organisasi sangat ditentukan besar kecilnya kewenangan (otoritas)yang dimiliki oleh manusia sebagai pengendali. Otoritas merupakan dasar dalam setiap tindakan baik yang berkaitan dengan kegiatan operasional maupun kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan . Pada dasarnya otoritas pengendali dalam kegiatan suatu organisasi dapat dibagi atas 3 (tiga) Jenis, yaitu :
1.    Otoritas rasional, otoritas ini muncul kepermukaan karena adanya kepercayaan dan pe    ngakuan dari seluruh unsur  dalam organisasi karena aturan, kewenangan, pembagian kerjabaik yang diberikan pada seseorang untuk mengatur atau memimpin berdasarkan dengan pertimbangan kemampuan dan kelayakan yang rasional untuk memerintah.
2.    Otoritas Tradisional, otoritas ini muncul karena adanya kepercayaan dari pengikutnya hanya dilandasi dengan pertimbangan rasional. Misalnya karena status seseorang diberikan hak untuk memimpin.
3.    Otoritas Kharsmatik, otoritas ini muncul karena adanya kharismatik pribadi yang luar biasa dari seseorang sehingga dapat diberikan kewenangan untuk memimpin.
Keberhasilan pengelolaan sumber-sumber (resources) secara efisien dan efektifyang imiliki oleh organisasi ditentukan kemampuan pengendalian dari pimpinan. Pimpinan dituntut kemampuannya untuk menggolong-golongkan tugas yang sejenis kemudian dikendalikan dalam pelaksanaannya menjadi satu kesatuan yang utuh , terpadu sehingga mengeluarkan output yang bekualitas dan bermanfaat dalam kehidupan organisasi.

Manusia Dalam Organisasi

Secara alamiah keberadaan suatu organisasi karena didalamnya terdapat manusia yang melakukan peranan berbeda-beda, demikian pula karakteristik berbeda-beda pula antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada manusia yang mmpunyai perrsamaan dan perbedaan mutlak satu sama lain, tetapi manusia dalam organisasi seringkali diperlakukan sama. Misalnya menetapkan prosedur, jam kerja, peraturan, uaian tugas dan semacamnya semuanya diciptakan dengan berasumsi bahwa manusia dalam organisasi itu adalah sama.
Ketidaksamaan manusia ini, namun secara hakiki didalam organisasi manusia dalam organsasi diperlakukan yang sama, sehingga menciptan variasi warna kreativitas baik yang didasari kemampuan kepalanya maupun kemampuan badannya . Badan manusia berfungsi sebagai pekerja sedangkan kepala manusia berfungsi sebagai pemikir. Kenyataan ini memang demikian dan memiliki persamaan dalam organisasi. Manusia dalam organisasi yang bertindak sebagai kepala secara presentasi kegiatannya memang lebih banyak berpikir ketimbang dengan bekerja. Dengan menggunakan tangan dan kakinya, tetapi manusia dalam organisasi yang kedudukannya bukan sebagai kepala maka dia sebagai pekerja dengan lebih banyak menggunakan tangan dan kakinya ketimbang kepalanya namun kenikmatan yang selalu merasakan adalah kepala, misalnya “makan” tangan yang bekerja tetapi yang menikmati adalah kepala yaitu mulut dan contoh lainnya. Kenyataan kehidupan manusia itu berimbas pada kehidupan organisasi ingin menjadi kepala, walaupun kadang-kadang bukan menomorsatukan kemampuan kepala yang dimilikinya.
Untuk menciptakan kepala manusia yang memiliki kemampuan ilmu pengethuan dibutuhkan kebiasaan dalam proses pembelajaran atau sering diistilahkan learning process,sedangkan untuk menciptakan kemampuan badan manusia menciptakan pembiasaan berlatih yang diistilahkan training process. Faktor individu manusia tidak hanya terbatas pada hasil kerja dan proses pemikiran, ttapi juga memiliki rasa atau perasaan yang perlu mendapatkan keseimbangan pikiran,pekerjaann atau tindakan dengan perasaan, manusia yang memiliki keseimbangan iniakan menjadi manusia yang berwwasan keilmuan dan berwawasan keterampilan.
Pimpinan organisasi yang tidak memahami sepenuhnya kerumitan pribadi manusia dalam organisasi sangatlah memungkinkan terjadi membangkan dalam penerapan prinsip kepemimpinan, walaupun prinsip tersebut telah mengandung nilai-nilai kebenaran baik cara transdidental maupun secara emperikal. Tidak mungkin seluruh manusia memenuhi kinginan dan kebuuhan dapat dipuaskan. Namun demikian bagai pimpinan organisasi yang mengatur tentang manusia sedapat mungkin memiliki nkemampuan meminimalisasi ketidakpuasan manusia dalam organisasi yang dipimpinnya itu.
Pimpinan organisasi yang baik adalahapabila memiliki kemampuan memandang kedepan dan mempersiapkan diri untuk meraihnya. Salah satu cara yang pnting adalah melalui pendidikan dan pelatihan esuai dengan jenis dan bentuk tugas setiap anggota organisasi itu. Pendidikan berorientasi pada pengisian dan kemahiran berpikir, sedangkan pelatihan berorientasi kepada pembentukan dan kemahiran bekerja.
Manusia sebagai anggota organisasi memiliki peranan sangat penting karena kemajuan atau kemunduran suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas dan moralitas manusia dalam organisasi bersangkutan.Kualitas manusia menentukan mutu luaran organisasi tersebut kuantitas manusia menentukan kecukupan tenaga kerja yang dibutuhakan dan yang tak kala pentingnya adalah moralitas manusia, apabila dalam suatu organisasi manusianya tidak memiliki moralitas,ini merupakan wabah penyakit yang dapat menyerang organisasi dan akan dapat menyebabkan organisasi tersebut sakit dan memungkinkan organisasi yang bersangkutan akan mati.
Manusia dalam organisasi sesungguhnya berperan sebagai jiwa dan jasad organisasi. Peranan manusia sebagai jiwa organisasi karena menentukan bubar tidaknya bersekutu tidaknya manusia itu dalam melakukan kegiatan untuk kepentingan bersama. Manusia sebagai jasad organisasi karena kuat dan lemahnya, besar dan kecilnya, luas dan sempitnya jangkauan aktivitas sesuatu organisasi ditentukan oleh manusia itu sendiri yang terdapat dalam organisasi.


Roh atau jiwa maupun jasad organisasi merupakan bagian yang sangat penting (vital) untuk menentukan panjang atau pendeknya umur suatu organisasi. Sangat logis apabila dikatakan bahwa sepanjang jiwa dan jasad sehat sepanjang itu pula organisasi akan seht dan kuat . Tetapi apabila jiwa atau roh dan jasad organisasi itu lemah, atau sakit, maka sepanjang itu pula organisasi itu pula organisasi itu sakit atau lemah, apabila tidak mendapat terapi secara tepat maka tidak tertutup kemungkinan organisasi tersebut akan mati.

Kesempurnaan Manusia Dalam Organisasi

Kehidupan manusia yang berkualitas adalah manusia yang memiliki kemampuan mengkorelasikan dan mengsignifikansikan secara positif antara kemamampuan bagian kepala yang akan menghasilkan pemikiran yang berwawasan keilmuan (science) dengan kemampuan manusia yang dibagian bawah leher terutama tangan dan kaki yang menghasilkan keterampilan (skill) yang dibuktikan dari hasil kerjanya, semakin memiliki landasan teoritik yang kuat dan kemampuan keterampilan yang tinggi, maka manuasia ini akan menghasilkan karya yang berkualitas pula.
Kegiatan manusia mencakup seluruh usaha pencpaian tujuan hidup . Pencpaian tujuan hidup setiap manusia sngatlah penting akan tetapi “cara pencapaiannya tid k boleh betentangan dengan martabat dan harga diri” (Koontz, 1996) manusia. Bebicara martabat mnanusia berarti setiap manusia harus diperlakukan secara pantas dan manusiawi  apapun kedudukannya baik dalam masyarakat maupun dalam organisasi memiliki martabat yang sama.
Mengadopsi pandangan Huston smith dalam bukunya ”Forgetthen Truth The Common Visio of World’s  Religions, 1990) menyatakan bahwa keberadaan manusia menempati 3 wilayah  antara lain : 1) Wilayah Terresterial , meruapakan wilayah dasar atau material yang dapat diindera misalnya jasmani, 2) Wilayah intermedian yaitu wilayah manusia antara dapat diindera dan tidak misalny samar-samar dan yang ke 3). Wilayah celestial yaitu wilayah yang samasekali tidak dapat diindera, ttapi keberadaannya ada pada manusia.. misalnya otak adalah wilayah terrestrial tetapi pikiran adalah wilayah celestial, walaupun pikiran bersemedi didalam otak. Tetapi pikiran bukanlah otak demikian sebaliknya.
Otak manusia terbatas  yang beratnya sekitar kurang lebih tiga perempat kilogram. Pikiran manusia tidk terbatas, karena ternyata pikiran manusia dapat melanglangbuana dijagat raya ini.”Manusia yang baik adalah manusia yang dapat menggunakan akal  atau pikiran yang jernih dan hati yang bersih, maka akan menciptakan manusia paripurna (manusia yang baik)”
Dalam Kepala manusia terdapat tiga alam 1) Alam ingatan atau alam sadar, 2) Alam ambang sadar yaitu suatu alam antara alam sadar dengan alam lupa dan yang ke 3) adalah alam dibawah sadar atau alam lupa.
Alam sadar terjadi karena adanya proses stimulus atau rangsangan oleh factor eksternal yang berproses menjadi suatu endapan yang disebut lupa. Bila lupa berproses kea lam sadar inilah yang disebut ingatan. Yaitu sesuatu yang pernah terjadi pada diri manusia melalui stimulus atau rangsangan yang telah melalui proses pengendapan kedalam alam dibawah sadar melalui suatu wilayah alam ambang sadar . Wilayah alam dibawah sadar ini merupakan hal yang tak terbatas sedangkan alam ambang sadar  dan wilayah alam sadar terbatas, keterbatasan ini dituntut oleh setiap manusia untuk memanfaatkan semaksimal mungkin  dalam kehidupannya, kelayakan hidup manusia sangat ditentukan cara memanfaatkan alam sadar yang dimilikinya.
Aktivitas kehidupan manusia dalam menggunakan alam sadarnya ditentukan atas dua sudut pandang. Pertama ; berdasarkan pada kejujuran yang berorientasi pada kebenaran dan yang kedua berdasarkan ketidak jujuran yang berorientasi pada kebohongan.Coofer (1997) dalam bukunya Executive EQ Emotional Intelegennsia in Leadhersip and Organization. Kejujuran terdiri atas mesin hitung yakni mengusahakan untuk kelihatan baik dan menutupi yang sesungguhnya. Dan kejujuran emosi yaitu mendengarkan perasaan yang kuatdari kebenaran yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam.
Kebenaran juga dapat dilihat dari dua sudut pandang , pertama kebenaran empiric  memiliki suatu bukti, kebenaran ini oleh manusia dapat diakali . Kedua kebenaran transidenyaitu kebenaran yang bersumber dari lubuk hati manusia. Pembenaran empiric ini bersumber pada mmencari kebenaran. Kebenaran yang diproleh dalam proses belajar, penelitian dan semacamnya itu dpat berupa kebenaran empiric dan kebenaran transiden.
Tujuan mencari kebenaran  yang diinginkan oleh manusia adalah untuk menciptakan kecerdasannyabaik kecerdasan intelektual, kecerdasan ,emosional maupun kecerdasan spiritualnya . Ketiga bentuk kecerdasan ini bila dipadukan dalam kehidupan manusia . maka akan melahirkan manusia yang paripurna dengan menjunjung tinggi hedua jenis kebenaran tersebut.
Memahami lebih lanjut  tentang manusi oleh Edgar dalam Koontz memberikan suatu pandangan konsep dengan membagi membagi atas empat asumsi manusia yaitu : 1) Rational economic assumption didasarkan pada pemikiran bahwa setiap manusia didorong oleh rangsangan ekonomi  2). Sosial Assumtion , bahwa aktivitas atau perilaku manusia didorong oleh kebutuhan siosial. 3) Self Actualizting assumption didasarkan pada proses manusia yang mendorong pada pematangan, 4) kompleks assumption berpandangan bahwa semua manusia memiliki motif yang komplleks dan berubah-ubah.
Kreativitas dan imajinasi  merrupakan bagian yang amat penting dari kehidupan manusia, karena sanggup menciptakan gagasan baru untuk memajukan dirinya maupun orang lain.. Kreativitas dan imajinasi merupakan proses kerja pemikiran yang hasilnya saangat luas jangkauannya, hal ini sangat ditentukan kualitas dan kemampuan pikiran manusia. Semakin tinggi kemampuan berpikir manusia akan semakin tingi pula kreativitas dan imajinasi yang bersangkutan

Strategi berpikir terhadap mencipta dan menghitung untung rugi dari sesuatu kegiatan pada dasarnya berorientasi pada dua cara pandang atau tergantung pada cara meletakkan hakekat tujuan manusia yang bersangkutan. Pertama strategi berpikir baik untuk mencipta maupun untuk menghitung untung rugi sesuatu tindakan adalah berorientasi kepada wins – wins yaitu menggunakan pikiran dengan mengutamakan adanya rasa keadilandari semua pihak. Kedua strategi berpikir  baik cara mencipta  maupun menghitung untung rugi yang berorentasi pada wins-losss yaitu dengan menggunakan strategi berpikir baik dalam menciptakan maupun menghitung sesuatu untung rugi tetapi senantiasa bertujuan untuk mencari kesenangan diatas penderitaan orang lain.

Pemimpin yang baik dalam Organisasi

- Pemimpin punya pemahaman yang jelas tentang mau dibawa ke mana perusahaan/organisasinya dan memiliki strategi yang jelas untuk mencapainya.
- Pemimpin yang baik bisa memastikan pesan yang disampaikannya diterima oleh setiap orang dalam organisasi dengan persepsi yang sama dan jelas.
- Disebut pemimpin karena dia memimpin, dan pekerja disebut demikian karena dia bekerja. Pemimpin yang baik mampu mendorong orang lain untuk melakukan tugasnya, dan bukan melakukan sendiri semua tugas-tugas itu.
- Tidak hanya sekedar visioner dengan strategi dan arah yang jelas, pemimpin yang baik paham benar seluk beluk, kekurangan dan kelebihan, risiko serta segala hal tentang bidang yang digeluti.
- Pemimpin berada di garis depan dan memberikan pengaruh yang baik bagi perusahaan dan bawahannya. Dalam segala hal dirinya mampu menjadi teladan.
- Berubah-ubah sikap untuk menyamarkan citra diri yang sesungguhnya, ini bukan sikap pemimpin yang baik. Seorang pemimpin mengambil sikap yang jelas tentang bagaimana dia akan mendengarkan, menyampaikan sesuatu, melihat dan menilai sesuatu, serta konsisten dengan sikapnya itu.
- Beriringan dengan citra dan kemampuan berkomunikasi yang baik, pemimpin yang baik memiliki sesuatu yang istimewa di dalam dirinya yang membuat orang lain pun merasakannya.
- Tidak cukup hanya punya skill, pemimpin yang baik sangat tekun dalam pencapaian tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Pemimpin bisa sangat kejam untuk itu, namun pemimpin yang baik melakukannya dengan cara yang sangat bersahabat.
- Pemimpin yang baik membawa energi yang sangat besar bagi bawahannya, dan selalu ada semangat yang dikobarkan dalam setiap tugas yang diberikan, dalam setiap bidang yang ditangani. 



pemimpin dapat memahami bawahannya
pemimpindapat mengkondisikan bawahannya
pemimpin tidak hanya berbicara tapi berbuat 

Jumat, 08 November 2013

Logika Teror, Logika Bola

Jakarta, (ANTARA News) - "Jangan biarkan dia hidup. Bunuh dan bunuh!", demikian teriakan membahana di atmosfer bola dari para pendukung satu kesebelasan untuk menghabisi dan menamatkan riwayat musuh bebuyutannya.

Bunuh satu orang, dan buatlah seribu orang ketakutan. Ini logika teror, karena di sana termuat momen kematian dan kekerasan.

Daulat membunuh lawan - dalam sepak bola - tampil sebagai pengejawantahan perang. Dideskripsikan bahwa sebelas orang bersenjatakan pedang plus tameng digambarkan sebagai skuad petarung. Lawan menghadang, bayarannya kontan, "Serang dan serang. Lesakkan bola ke gawang lawan".

Darah sebelas orang tersirap, masing-masing kesebelasan siap saling beradu kuat. Ini logika bola, tersimpan momen "survival". Menurut filsuf Elias Canetti, bentuk paling rendah dari "survival" adalah membunuh.

Baik logika teror maupun logika teror merujuk kepada pedagogi perang yang berbunyi, jangan melihat musuh sebagai musuh pribadi melainkan musuh kolektif. Ada defisit jiwa dari manusia-manusia nihilistis baik dalam logika teror maupun dalam logika bola. Ada momen konfrontasi.

Teror membalut ledakan bom di Hotel JW Marrriott dan Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat pagi (17/7). Manchester United membatalkan jadwal turnya untuk bertemu dan berlaga dengan tim Indonesia All-Star di Jakarta, yang diagendakan berlangsung Senin (20/7).

Pecinta sepak bola Indonesia menelan pil kekecewaan. Terbentang tiga kata, "Selamat Tinggal Jakarta", seperti dikutip dari sebuah harian nasional. Logika teror, logika bola. 

Rencananya, Wayne Rooney dan kawan-kawan akan menginap di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, setelah menyelesaikan laga di Kuala Lumpur, Malaysia. Di Jakarta, bom meledak. Di Kuala Lumpur, Manajer Setan Merah Alex Ferguson menggelar jumpa pers. "Mengejutkan bagi kami semua. Kami baru menerima berita itu saat kami mendarat (di Kuala Lumpur)," katanya. Ujung-ujungnya, MU membatalkan kunjungan ke Jakarta.

Sebuah gambar melukiskan kekecewaan manajer asal Skotlandia itu. Satu tangannya menyangga kepala dan menutup mata. Warta tubuh yang melukiskan kekecewaan. Malang tak kuasa ditolak, duka tak kuasa direnggut. Perwakilan Pro Events di Indonesia, John Merritt menambahkan, manajemen MU membatalkan laga di Indonesia, karena alasan keamanan.

Setali tiga uang, CEO United, David Gill menyebutkan, "Keputusan sudah dibuat tim dan itu sudah mempertimbangkan banyak hal, terutama keselamatan pemain dan tim keseluruhan." Ketika menjawab logika teror, Ferguson dan Merritt bersama Gill, sama-sama memberi makna humaniora.

Dalam buku berjudul Memahami Negativitas, Diskursus tentang Massa, Teror dan Trauma, staf pengajar STF Drijarkara, F. Budi Hardiman menulis, kekerasan adalah penegasan-apa adanya, sementara rasionalitas adalah penegasan-diri dengan jalan putar. Diibaratkan bahwa seekor anjing yang jinak adalah nista dan rendah di hadapan anjing-anjing liar di rimba raya.

Logika teror merayakan kematian. Logika bola menziarahi kehidupan. Logika teror melahirkan manusia nihilistis, karena memeluk ketiadaan dan kehampaan. Logika bola memanggungkan manusia yang menghidupi pengharapan.

Baik logika teror maupun logika bola memandang Dunia menjadi tidak ramah (unheimlich). Meski dalam kematian (logika teror) dan dalam kekalahan (logika bola), manusia mendapati dirinya sunyi. Kebebasan manusia menjadi kebebasan menuju kematian (Freiheit-zum-Tode).

Logika bola, dapat diterjemahkan" dalam kehidupan remaja sebagai kesediaan mendengarkan sesama remaja yang sedang merasakan kesunyian. Warta romantisnya: Ketika dirimu sedang mengalami sakit hati, jangan coba menyembunyikannya.

Sebaliknya, gunakan kesempatan untuk mencurahkan perasaanmu kepada orang lain. Berada bersama orang lain ketika sedang menderita kerapkali dapat menghibur diri dan menyehatkan gizi jiwa.

Logika teror, memilih jalan bunuh diri sebagai akhir dari pengharapan. Menurut sosiolog Emile Durkheim, bunuh diri anomik menyeret seseorang kepada pandangan hidup yang seolah-olah kosong.

Padahal, ziarah hidup gegap gempita dengan keriangan dan kecerahan seperti matahari yang terbit dari Timur dan terbenam dari Barat. Sementara, bunuh diri egoistik menyeret individu ke dalam jurang kesepian yang menekan.

Logika remaja, mengamini kredo bahwa jangan bersedia menjadi korban rasa bete orang lain. Remaja yang merasa bete cenderung bersikap negatif, cepat bereaksi dan suka bertengkar. Rasa bete memunculkan sikap sinis, mengucapkan hal-hal menyakitkan dan menyalahkan orang lain.

Logika teror, logika bola dan logika remaja mengerucut kepada satu hukum manusia, "suasana hati yang buruk menipu hati kita semua. Begitu mengenali kekuatan suasana hati yang menipu itu, maka diri ini bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi. Semua orang bersikap aneh ketika suasana hatinya sedang buruk".

Ketiga logika itu menunjuk kepada "sang survivor". Nah, dalam buku Leviathan, filsuf Thomas Hobbes menulis bahwa setiap orang adalah pelaku potensial sekaligus korban potensial dari sebuah kekerasan.(*)

Remaja Butuh Kasih Sayang dan Logika


Banyak orang tua seringkali mengalami kesulitan berkomunikasi dengan anak-anak mereka yang sedang tumbuh beranjak remaja. Anak-anak yang sedang memasuki usia remaja biasanya mulai menunjukkan sikap memberontak dan menuntut banyak perhatian dari kedua orangtuanya.
Pakar parenting dari Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman, mengungkapkan bahwa 54 persen anak perempuan di Indonesia pada usia 9 tahun sudah mengalami menstruasi sehingga mereka sudah dapat dikatakan memasuki usia remaja. Seiring dengan itu terjadi juga perubahan-perubahan dalam diri anak-anak kita, baik anak perempuan maupun laki-laki.Apa saja perubahan itu?
1. Perkembangan Otak.
Memasuki usia remaja otak anak berkembang dengan sangat pesat, dari awalnya mereka berpikir konkrit (berpikir dengan cara melihat obyek), kini mereka juga bias berpikir secara abstrak (mampu mengolah kata-kata yang diterimanya). Kemanpuan analisa sintesa dan aspek-aspek berpikir anak berkembang secara penuh.
2. Hormon.
Hormon testosterone pada tubuh anak berkembang 20 kali lebih cepat menyebabkan terjadinya perubahan fisik seperti wajah berminyak, tungkai kaki memanjang, tumbuh bulu-bulu halus, hidung membesar dan sebagainya. Sayangnya, belum tentu semua anak bias menerima perubahan-perubahan ini sehingga dapat menimbulkan kekacauan emosi pada anak.
Kekacauan emosi atau emosi yang berayun menurut Elly Risman biasanya ditandai dengan banyaknya keluhan yang dirisaukan oleh anak. Antara lain tentang ketidakpuasan terhadap dirinya, lingkungan, ditambah beban-beban pelajaran di sekolah dengan jam belajar yang panjang juga les-les tambahan yang membuat anak sulit memiliki waktu santai. Hal ini meningkatkan rasa cemas berkepanjangan dalam dirinya.Dan saat cemas itu datang, aliran gelombang otak anak yang normalnya 10 putaran per detik meningkat menjadi 25 putaran per detik.
Hal ini mengakibatkan sel-sel otak anak pada Pre Frontal Cortex (PFC), bagian otak yang berada di depan persisnya terletak di atas mata sebelah kanan menjadi kelelahan. Kelelahanpada PFC ini pada akhirnya akan mematikan ribuan bahkan jutaan sel pada otak anak, karena otak tidak didesain untuk menanggung stress dalam waktu lama. Lalu bagaimana menyelamatkan anak remaja kita?
Menurut Elly Risman, dibutuhkan kasih sayang dan logika untuk para orangtua agar bias menerima, memahami dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri anak-anak kita saat beranjak remaja.
KASIH SAYANG.
Bangun ikatan hubungan emosional dan komunikasi dengan anak berlandaskan cinta. Anak memiliki kebutuhan untuk didengarkan perasaannya agar emosi yang sedang ia alami bias mengalir. Sebagai orang tua, mendengarkan keluhan anak tidak hanya membutuhkan sepasang telinga, tapi juga membutuhkan hati, jiwa dan mata kita. Dengan perhatian penuh, anak merasa mendapatkan perhatian yang dibutuhkannya sehingga ia membangun kepercayaan pada orang tua untuk menjadi tempat berkeluh kesah tentang apa yang mereka rasakan dan beban-beban yang menghimpitnya.
Komunikasi yang membutuhkan hati, jiwa, mata dan telinga ini merupakan syarat utama orang tua agar bias memeriksa setiapfase pertubuhan psikologis dan fisik anak-anak remajanya. Sebagai contoh, factor asupan makanan sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak. Anak-anak yang sering makan makanan cepat saji cenderung akan menjadi gemuk. Pada anak laki-laki, kegemukan bias menyebabkan ukuran alat kelaminnya tidak sebesar ukuran normal anak seusianya. Nah, jika sejak kecil kita tidak terbiasa membangun komunikasi yang hangat, bagaimana kita bias tahu bahwa remaja kita cemas tentang ukuran alat kelaminnya yang berbeda dari teman-temannya? Padahal disisi lain, masalah ini ternyata sebenarnya juga membutuhkan pengobatan medis sejak dini sebelum mereka memasuki usia remaja.
Keterbatasan waktu seringkali menjadi kendala bagi banyak orang tua untuk bias mendengarkan perasaan-perasaan anak secara penuh. Apalagi bagi orang tua yang bekerja, biasanya saat pulang kerja sudah kehabisan energi. Belum lagi jika ada pekerjaan yang dibawa pulang dan harus diselesaikan sesegera mungkin. Kondisi ini memaksa anak harus berebut perhatian dengan tugas-tugas kantor orang tuanya bahkan gadget yang selalu dalam genggaman sang ayah dan ibu.
Elly Risman menyarankan sebaiknya saat memasuki rumah para orang tua menyiapkan diri dan tubuh untuk member perhatian pada anak. Singkirkan semua masalah-masalah kantor dan aneka gadget sejenak saja untuk member waktu pada anak kita berbicara.
LOGIKA.
Mengasuh anak tidak cukup hanya mengandalkan cinta, namun juga membutuhkan logika yang menuntut komitmen dan kerja keras. Dengan perkembangan otaknya secara penuh, kita juga harus mendidik dan mengajarkan mereka tentang tanggung jawab dan mengenalkan anak-anak pada rasa kecewa, sakit, sedih dan jatuh bangun. Jika anak dibiasakan hidup dengan aman dan sempurna mereka akan kesulitan belajar memahami penderitaan. Karena bentuk-bentuk penderitaan di atas merupakan salah satu bentuk pelajaran tentang hidup. Kenalkan juga anak sikap tanggung jawab dan konsekuensi dari semua perilakunya.
Saat anak sedang belajar tentang rasa sakit atau kecewa, menurut Elly Risman, orang tua harus berperan sebagai jarring pengaman emosi bagi anak. Dampingi dan bantu mereka bangkit dari rasa sakit. Beri mereka kesempatan belajar menentukan pilihan-pilihan dalam mengatasi masalahnya dan mengerti setiap konsekuensi yang timbul atas keputusannya. Dengan begini kelak saat anak beranjak dewasa mereka bias mempunyai sikap dan integritas.
Jadi, mari kita bangun komunikasi yang baik dan hangat berlandaskan cinta sehingga kita bias menjadi jarring pengaman emosi bagi anak-anak remaja. Keberhasilan mereka mengatasi gejolak emosinya di masa remaja akan membentuk karakter mereka kelak di masa depan.(irma)

kisah gadis matematika dan gadis logika

Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka
cara berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang
satunya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L)
Mereka berdua berjalan pulang melewati jalan
yang gelap, dan jarak rumah mereka masih
agak
jauh.
Setelah beberapa lama mereka berjalan….
M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada
seorang pria yang sedang berjalan mengikuti
kita
kira2 sejak tiga puluh delapan setengah menit
yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.
L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa
kita.
M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita
seperti ini, dalam waktu 15 menit dia akan
berhasil menangkap kita. Apa yang harus kita
lakukan.
L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita
lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.
M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich…..
L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya
kalau kita berjalan lebih cepat dia juga akan
mempercepat
jalannya.
M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil
menangkap kita dalam waktu dua setengah
menit lagi…
L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus
kita lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri
dan
aku lewat jalan yang kekanan. sehingga dia
tidak bisa mengikuti kita berdua dan hanya
salah
satu yang diikuti olehnya.
Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria
tadi mengikuti langkah si gadis yang
menggunakan logika (L ).
Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu,
dan dia khawatir akan keselamatan
sahabatnya.
Tapi, tidak berapa lama kemudian, Gadis
Logika
(L ) datang.
M : Oh, terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan
selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria
tadi?
L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku
terus.
M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian
dengan kamu?
L : Sesuai dengan logika, saya langsung
lari sekuat tenaga dan Pria itupun juga lari
sekuat tenaga mengejar saya.
M : Dan… dan..
L : Sesuai dengan logika, dia berhasil
mendekati saya di tempat yang gelap…
M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?
L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya
lakukan, yaitu saya mengangkat rok saya..
M : Oh… Lalu apa yang dilakukan pria tadi?
L : Sesuai dengan logika… Dia menurunkan
celananya…
M : Oh tidak… Lalu apa yang terjadi kemudian?
L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang
mengangkat roknya akan berlari lebih cepat
dari
pada
lelaki yang berlari sambil memelorotkan
celananya… So akhirnya aku bisa lolos dari pria
itu…
M :
hahahaa....

~mbah mimin error~

Rabu, 06 November 2013

Sejarah Awal Indonesia


Sejarah awal

Sejak abad ke-1 kapal dagang Indonesia telah berlayar jauh, bahkan sampai ke Afrika. Sebuah bagian dari relief kapal di candi Borobudur, k. 800 M.
Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM, menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran antara India dan Cina selama beberapa abad. Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.
Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan. Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan Sanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya seperti candi Borobudur dan candi Prambanan. Di akhir abad ke-13, Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.
Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam. Selain itu pelaut-pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15 Para pedagang-pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.