Sabtu, 09 November 2013

Manusia Dalam Organisasi

Secara alamiah keberadaan suatu organisasi karena didalamnya terdapat manusia yang melakukan peranan berbeda-beda, demikian pula karakteristik berbeda-beda pula antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada manusia yang mmpunyai perrsamaan dan perbedaan mutlak satu sama lain, tetapi manusia dalam organisasi seringkali diperlakukan sama. Misalnya menetapkan prosedur, jam kerja, peraturan, uaian tugas dan semacamnya semuanya diciptakan dengan berasumsi bahwa manusia dalam organisasi itu adalah sama.
Ketidaksamaan manusia ini, namun secara hakiki didalam organisasi manusia dalam organsasi diperlakukan yang sama, sehingga menciptan variasi warna kreativitas baik yang didasari kemampuan kepalanya maupun kemampuan badannya . Badan manusia berfungsi sebagai pekerja sedangkan kepala manusia berfungsi sebagai pemikir. Kenyataan ini memang demikian dan memiliki persamaan dalam organisasi. Manusia dalam organisasi yang bertindak sebagai kepala secara presentasi kegiatannya memang lebih banyak berpikir ketimbang dengan bekerja. Dengan menggunakan tangan dan kakinya, tetapi manusia dalam organisasi yang kedudukannya bukan sebagai kepala maka dia sebagai pekerja dengan lebih banyak menggunakan tangan dan kakinya ketimbang kepalanya namun kenikmatan yang selalu merasakan adalah kepala, misalnya “makan” tangan yang bekerja tetapi yang menikmati adalah kepala yaitu mulut dan contoh lainnya. Kenyataan kehidupan manusia itu berimbas pada kehidupan organisasi ingin menjadi kepala, walaupun kadang-kadang bukan menomorsatukan kemampuan kepala yang dimilikinya.
Untuk menciptakan kepala manusia yang memiliki kemampuan ilmu pengethuan dibutuhkan kebiasaan dalam proses pembelajaran atau sering diistilahkan learning process,sedangkan untuk menciptakan kemampuan badan manusia menciptakan pembiasaan berlatih yang diistilahkan training process. Faktor individu manusia tidak hanya terbatas pada hasil kerja dan proses pemikiran, ttapi juga memiliki rasa atau perasaan yang perlu mendapatkan keseimbangan pikiran,pekerjaann atau tindakan dengan perasaan, manusia yang memiliki keseimbangan iniakan menjadi manusia yang berwwasan keilmuan dan berwawasan keterampilan.
Pimpinan organisasi yang tidak memahami sepenuhnya kerumitan pribadi manusia dalam organisasi sangatlah memungkinkan terjadi membangkan dalam penerapan prinsip kepemimpinan, walaupun prinsip tersebut telah mengandung nilai-nilai kebenaran baik cara transdidental maupun secara emperikal. Tidak mungkin seluruh manusia memenuhi kinginan dan kebuuhan dapat dipuaskan. Namun demikian bagai pimpinan organisasi yang mengatur tentang manusia sedapat mungkin memiliki nkemampuan meminimalisasi ketidakpuasan manusia dalam organisasi yang dipimpinnya itu.
Pimpinan organisasi yang baik adalahapabila memiliki kemampuan memandang kedepan dan mempersiapkan diri untuk meraihnya. Salah satu cara yang pnting adalah melalui pendidikan dan pelatihan esuai dengan jenis dan bentuk tugas setiap anggota organisasi itu. Pendidikan berorientasi pada pengisian dan kemahiran berpikir, sedangkan pelatihan berorientasi kepada pembentukan dan kemahiran bekerja.
Manusia sebagai anggota organisasi memiliki peranan sangat penting karena kemajuan atau kemunduran suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas dan moralitas manusia dalam organisasi bersangkutan.Kualitas manusia menentukan mutu luaran organisasi tersebut kuantitas manusia menentukan kecukupan tenaga kerja yang dibutuhakan dan yang tak kala pentingnya adalah moralitas manusia, apabila dalam suatu organisasi manusianya tidak memiliki moralitas,ini merupakan wabah penyakit yang dapat menyerang organisasi dan akan dapat menyebabkan organisasi tersebut sakit dan memungkinkan organisasi yang bersangkutan akan mati.
Manusia dalam organisasi sesungguhnya berperan sebagai jiwa dan jasad organisasi. Peranan manusia sebagai jiwa organisasi karena menentukan bubar tidaknya bersekutu tidaknya manusia itu dalam melakukan kegiatan untuk kepentingan bersama. Manusia sebagai jasad organisasi karena kuat dan lemahnya, besar dan kecilnya, luas dan sempitnya jangkauan aktivitas sesuatu organisasi ditentukan oleh manusia itu sendiri yang terdapat dalam organisasi.


Roh atau jiwa maupun jasad organisasi merupakan bagian yang sangat penting (vital) untuk menentukan panjang atau pendeknya umur suatu organisasi. Sangat logis apabila dikatakan bahwa sepanjang jiwa dan jasad sehat sepanjang itu pula organisasi akan seht dan kuat . Tetapi apabila jiwa atau roh dan jasad organisasi itu lemah, atau sakit, maka sepanjang itu pula organisasi itu pula organisasi itu sakit atau lemah, apabila tidak mendapat terapi secara tepat maka tidak tertutup kemungkinan organisasi tersebut akan mati.

0 komentar:

Posting Komentar