Sabtu, 09 November 2013

Ditunggu Pemuda Berkarakter

Padang Ekspres • Sabtu, 09/11/2013 11:33 WIB • 130 klik
Dibutuhkan pemimpin muda yang memimpin lewat kecerdasan hati dan kecerdasan otak. Memimpin bukan demi kekayaan, tak mau kaya lewat jalan pintas. Pemimpin muda yang mampu menahan diri sejenak dari ketamakan seperti perilaku korupsi. Kepemimpinan yang lemah karakter akan menghadirkan problem kebang­saan yang kusut dan rumit. Maka kehadiran kepemimpinan yang kuat dan berka­rakter tak bisa ditawa-tawar lagi.

Sudah lama kita menunggu pe­mimpin muda berkarakter kuat seperti Mohammad Hatta. Menderita menjadi jalan hidupnya karena tak mau meng­khianati rakyat, menahan diri  sejenak dari menguak pragmatisme politik. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Rotterdam Belanda Hatta, memperoleh banyak tawaran yang menggiurkan, mulai dari rumah, mobil dan kekuasaan dari VOC Belanda pada saat itu, namun semua  ditolak Hatta, menderita dan berjuang bersama rakyat menjadi pilihan hidupnya dari­pada mengkhianati rakyat, pemimpin berkarakter harus belajar dari Hatta, mampu menahan diri sejenak.

Dipundak pemimpin muda ber­karakter, disitulah masa depan negeri kita. Pemimpin yang harta dan peng­hasilan pribadi, mereka publikasi tanpa ditutup-tutupi, dengan jurus trans­paransi, mereka hadang gerak gerik para pencuri. Kita rindu pemimpin muda berkarakter yang penuh taula­dan. Kita sedang defisit pemimpin muda yang konsisten dengan nilai kejujuran, keterbukaan, keberanian mengemukakan yang benar sebagai benar dan yang batil itu adalah batil, serta penuh rasa tanggung jawab, semua ini meski menjadi ciri politik.

Pemimpin  muda yang negarawan menyebarkan dan berusaha me­main­kan peran politik yang bermoral dan beretika dengan mengkolaborasikan nilai dan aktifitas yang bernuansa politik dengan keagamaan yang luhur yang dikenal dengan pemahaman keagamaan mengenai tauhid, luhur itu merupakan formula mengenai etika keagamaan yang ditempatkan sebagai basis politik ins­titusi, sistem maupun perilaku.

Pemimpin mentalitas rendah diri dan lemah karakter biasanya lebih sibuk dengan politik pencitraan namun miskin sekali dengan politik pelayanan. Pemimpin yang memiliki mentalitas rendah diri seperti ini masih sibuk dengan urusannya sendiri, sementara tingkat pembelaannya terhadap rak­yat masih jauh dan rendah, pada akhirnya muncullah politikus-politikus murahan penggasak uang negara.

Pemimpin yang mudah berputus asa dan tidak yakin,  pada akhirnya memiliki sumber energi yang  terbatas, berbeda dengan pemimpin muda yang berkarakter memiliki jiwa petarung dan memiliki jiwa pemimpin bangsa, melawan kemungkaran dan kezaliman. Pemuda berkarakter harus memiliki keberanian, semangat profetik yang tidak gampang marah dan tidak sedih ketika ia tidak diterima pendapatnya dan tetap ikhlas ketika  sudah berbuat namun kurang mendapat “reward”  perhatian.

Pemimpin muda berkarakter harus idealis, tetap konsisten dengan apa yang mereka perjuangkan, tidak tergo­da oleh kenikmatan sesaat. Masih ingat ketika dalam perang Uhud,  para sahabat memperebutkan harta rampa­san perang, dan meninggalkan tempat memanah, sehingga membuat tempat pertahanan kocar-kacir, ternyata ini semua karena pasukan memanah belum mampu menahan diri. Pemim­pin yang berkarakter memperjuangkan nilai kesucian dan melawan segala kemung­karan yang ada di depan m­a­tan­ya.

Pemuda Berkharakter Harapan Bangsa

Tawuran antar-pelajar alias baku hantam sampai ada yang terluka dan tewas, yang akhir-akhir ini banyak terjadi telah mencoreng nama pemuda. Mereka yang kita harapkan kelak untuk mewarisi bangsa ini telah berbuat aib di tengah masyarakat. Mereka saling mengejek, memaki, memukul dan melukai, bahkan membunuh. Perta­nya­annya  retorisnya, masa depan apa yang akan diwariskan oleh generasi pemuda seperti ini?

Generasi muda memiliki posisi penting dan strategis karena baik buruknya suatu bangsa tergantung pada generasi mudanya. Suatu negara akan menjadi baik jika generasi muda­nya memiliki karakter yang kokoh, memiliki semangat nasionalisme, memiliki dan menguasai pengetahuan dan teknologi dan berfikir positif untuk berkreasi yang akan melahirkan karya-karya monumental, bukan menjadi pemuda yang kerjanya tawuran yang miskin prestasi.

Pemuda harapan bangsa, kami merindukan pemuda masa kini yang memiliki kualitas kepemudaan seperti mereka, dulu. Masih adakah pemuda seperti itu di zaman sekarang? Mudah-mudahan masih ada, walaupun za­mannya sudah berubah. Jika dahulu mereka menentang penjajah dengan ideologi dan senjata. Sekarang, pemuda menentang ketidak-adilan, korupsi, dan kerusakan akhlak, dengan penge­tahuan dan ilmu yang baik dan benar.

Di tengah kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda sangat diharapkan. Dengan organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi saat ini justru banyak generasi muda yang mengalami disorientasi, dislokasi dan terlibat pada kepentingan politik praktis. Biarlah generasi yang sekarang sibuk dengan masalah-masalah yang sekarang. Mari kita generasi muda semua berpikir lebih jauh ke depan, bekerja untuk masa depan yang jauh lebih gemilang.

0 komentar:

Posting Komentar